Kamis, 20 November 2014

Suka Duka Menjadi Suporter Perempuan



Suka duka menjadi suporter perempuan

Saya adalah salah satu dari puluhan bahkan ratusan perempuan di dalam stadion dimana PSS Sleman berlaga. Yang berdiri di tribun bersama lautan laki-laki yang sebagian besar dari mereka asing bagi saya. Berdiri bernyanyi mengawal sang kebanggaan yang sedang berlaga.

Singkat cerita saja. Tidak mudah menjadi  seorang suporter perempuan itu. Ya, memang tidak ada syarat khusus tapi yang jelas menjadi seorang suporter perempuan harus punya mental yang kuat. Apalagi kita berdiri diantara ratusan bahkan ribuan laki laki tanpa ada pembatas didalam stadion. Coba bayangkan saja,tidak semua perempuan memiliki keberanian untuk berdiri bersama kerumunan laki-laki yang sebagian masih asing dengan dirinya. Harus punya keberanian lebih untuk menjadi suporter perempuan, tak hanya keberanian tapi juga harus siap fisik. Maksud saya disini bukan siap fisik untuk bertanding dengan laki-laki. Namun disini yang saya maksud adalah siap fisik dalam arti mempunyai stamina yang fit dan siap dalam menghadapi hal-hal yang tidak terduga.
Dan  lagi ya kita harus tahan godaan sama laki-laki. Tak jarang ada segelintir orang iseng yang hobi godain perempuan saat berada di tribun stadion. Terkadang juga banyak tangan jail yang bikin perempuan gak “nyaman” berada disitu. Harus mau antri desak-desakan sama laki-laki yang juga sama-sama gakmau ngalah tapi ada juga yang mau ngalah. Hm, mau gimana lagi kita juga sebagai perempuan harus bisa menjaga diri. 

 Dan lebih ekstrimnya lagi kalau ada yang namanya “tawuran” . itu hal yang paling saya benci, perempuan harus bener-bener siap dalam hal ini, siap kabur maksudnya. Ya kita harus pinter-pinter nerobos lautan manusia yang lagi pada bentrok buat cari tempat aman. Kalau-kalau ada yang nolongin sih alhamdulilah, kalau enggak ya cuman kocar kacir sendiri bingung,takut,bahkan juga nangis kadang malah pingsan.

Terkadang ada juga dari sebagian orang biasa menganggap bahwa menjadi suporter wanita itu “ber image jelek”. Eits jangan salah, gak semua yang ada di stadion itu orang-orang “nakal” semua. Banyak orang-orang baik disini. Contohnya aja ya salah satu Ibu guruku sewaktu smp dulu. Dia juga orang baik,berpendidikan,bermartabat pula. Tapi ia juga seorang suporter PSS Sleman. Salut banget aku sama beliau yang mau berdesak-desakan sama beribu-ribu suporter disini. Jadi jangan salah ya ketika menilai seorang suporter perempuan.

Ada banyak hal juga yang saya dapat disini. Ketika saya berada diantara mereka,bergandengan tangan dan bernyanyi lantang. Spontan rasa kesal,sedih, dan lelah bisa hilang disini. Bahkan ketika tim kebanggaan saya menang,ah rasanya seneng haru bercampur jadi satu dan seketika itu pula seakan semua beban hidup hilang. Bersama-sama mereka,entah perempuan atau laki-laki,tua maupun muda, menjadi satu keluarga. Berdiri bersama-sama dengan satu tujuan.